Jumat, 19 November 2010

KTI KARAKTERISTIK IBU HAMIL YANG MEMERIKSAKAN KEHAMILAN

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
WHO memperkirakan pada periode tahun 2004 sampai 2008 sebanyak 37 juta kelahiran terjadi di kawasan Asia Tenggara setiap tahun, sementara total kematian ibu dan bayi baru lahir di kawasan ini diperkirakan berturut-turut 170 ribu dan 1,3 juta per tahun. Sebanyak 98 persen dari seluruh kematian ibu dan anak di kawasan ini terjadi di India, Bangladesh, Indonesia, Nepal dan Myanmar (Indonesia Sehat, 2008).
Menurut data dari Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia adalah 307 per 100.000 kelahiran hidup sedangkan angka kematian ibu untuk Provinsi Aceh tahun 2005 adalah 354/100.000 kelahiran hidup (http://www.sdki.com/2007).
Penyebab langsung kematian ibu adalah perdarahan, infeksi, toxemia gravidarum, partus macet, abortus dan ruptur uteri (Prawirohardjo, 2005). Penyebab langsung kematian ibu sebagian besar dapat dideteksi dan dicegah pada masa kehamilan yaitu dengan pelaksanaan asuhan kebidanan atau biasa dikenal AnteNatal Care (ANC) (Salmah, 2006).
Asuhan kebidanan merupakan pelayanan kesehatan utama yang diberikan kepada ibu, anak, keluarga dan masyarakat. Setiap ibu hamil akan menghadapai resiko yang bisa mengancam jiwanya. Oleh karena itu, setiap ibu hamil memerlukan asuhan selama kehamilannya (Salmah, 2006).
Proses kehamilan sampai melahirkan merupakan rantai satu kesatuan dari hasil konsepsi. Pemeriksaan kehamilan dilakukan pada setiap kehamilan terutama kehamilan pertama. Perlunya pengawasan awal agar dapat secepatnya diketahui apakah ada komplikasi pada kehamilan tersebut. Kehamilan merupakan yang besar maknanya, kehamilan memerlukan pengawasan minimal 4 kali dalam kunjungan (Prawiroharjo, 2002).
Pemanfaatan pelayanan antenatal oleh seorang ibu hamil dapat dilihat dari cakupan pelayanan antenatal. Peningkatan pelayanan kesehatan antenatal dipengaruhi oleh pemanfaatan pengguna pelayanan antenatal. Dengan tidak dimanfaatkannya sarana pelayanan antenatal dapat disebabkan oleh banyak faktor seperti: ketidakmampuan dalam hal biaya, lokasi pelayanan yang jaraknya terlalu jauh atau petugas kesehatan tidak pernah datang secara berkala (Prawirohardjo, 2002).
Cakupan pelayanan antenatal yang dipantau melalui kunjungan baru ibu hamil K1 pada tahun 2008 untuk Provinsi Aceh adalah 86,75% sedangkan cakupan K4 tahun 2008 adalah 78,87% (Dinkes Provinsi Aceh,2008).
Cakupan pelayanan antenatal untuk Kotamadya Banda Aceh untuk tahun 2008 K1 sebesar 97,43 % dan K4nya 84,35 % (Dinkes Kota Madya Banda Aceh, 2008)
Berdasarkan data yang didapatkan penulis dilapangan saat melakukan pra survey di Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemerintah Aceh didapati angka kunjungan kehamilan pada tahun 2009 yaitu sebanyak 2.271 kunjungan dengan jumlah K1 1.184 (52,1%) dan K4 1.087 (47,8%). Sedangkan pada tahun 2010 periode Januari sampai Juni yaitu sebanyak 2.455 kunjungan dengan jumlah K1 1.420 (55,5%) dan K4 1.035 (40,5%). Atau terjadi peningkatan sekitar 3,9% walaupun hanya sampai periode Juni sudah terjadi peningkatan yang signifikan.
Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) merupakan rumah sakit pemerintah pertama di Aceh yang didirikan pada tahun 2007 dengan tujuan untuk menekan angka kematian ibu dan bayi di Provinsi Aceh.
Dari data diatas penulis tertarik untuk meneliti Karakteristik Ibu Hamil Yang Memeriksakan Kehamilan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemerintah Aceh Tahun 2010.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu “Bagaimanakah Karakteristik Ibu Hamil Yang Memeriksakan Kehamilannya Di Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemerintah Aceh Tahun 2010 ?”.
Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Untuk mengetahui karakteristik ibu hamil yang memeriksakan kehamilan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemerintah Aceh Tahun 2010.
Tujuan Khusus
Untuk mengetahui karakteristik ibu hamil yang memeriksakan kehamilan ditinjau dari umur.
Untuk mengetahui karakteristik ibu hamil yang memeriksakan kehamilan ditinjau dari pendidikan.
Untuk mengetahui karakteristik ibu hamil yang memeriksakan kehamilan ditinjau dari pekerjaan.
Untuk mengetahui karakteristik ibu hamil yang memeriksakan kehamilan ditinjau dari pendapatan.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan untuk :
Manfaat bagi institusi pendidikan
Untuk menambah referensi perpustakaan bagi Akademi Kebidanan Yayasan Harapan Bangsa Banda Aceh mengenai karakeristik ibu hamil yang memeriksakan kehamilan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemerintah Aceh Tahun 2010.
Bagi tempat penelitian
Hasil penelitian diharapkan menjadi salah satu bahan masukan bagi pengelola KIA untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang kunjungan antenatal di Poli Kebidanan Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemerintah Aceh Tahun 2010.
Manfaat bagi peneliti
Untuk menambah pengetahuan terapan terhadap ilmu yang telah dipelajari serta dapat membuat proposal penelitian dan laporan penelitian.

Ruang Lingkup
Adapun yang menjadi ruang lingkup pada penelitian ini adalah :
Ruang lingkup materi
Materi dalam penelitian ini yaitu karakteristik ibu hamil yang memeriksakan kehamilan di Poli Kebidanan Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemerintah Aceh Tahun 2010 ditinjau dari segi umur, pendidikan, pekerjaan dan pendapatan.
Ruang lingkup responden
Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang memeriksakan kehamilan di Poli Kebidanan Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemerintah Aceh Tahun 2010.
Ruang lingkup waktu
Adapun waktu yang diperlukan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini yaitu dari bulan Mei sampai bulan Oktober 2010.
Ruang lingkup tempat
Penelitian ini dilakukan di Poli Kebidanan Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemerintah Aceh.






BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Karakteristik Ibu Hamil
Menurut Depdikbud (2003), karakteristik adalah ciri-ciri khusus yang mempunyai sifat yang sesuai dengan perwatakan yang dimiliki seseorang. Sedangkan menurut Widianingrum (2000), karakteristik adalah ciri-ciri dari individu yang terdiri dari demografi seperti jenis kelamin, umur serta status sosial, tingkat pendidikan, pekerjaan, ras, status ekonomi (pendapatan) dan sebagainya.
Umur (Widianingrum, 2000)
Menurut kamus wikipedia bahasa Indonesia 2008, umur adalah satuan waktu yang mengukur keberadaan suatu benda atau makhluk baik yang hidup atau yang mati diukur sejak ia lahir hingga waktu umur itu dihitung.
Usia merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kehamilan, semakin tua usia pada saaat hamil ibu membutuhkan perhatian khusus terhadap kehamilannya untuk mengidentifikasi masalah dan tes yang perlu dilakukan serta perawatan pranatal ibu hamil pada usia tua tidak jauh berbeda pada ibu hamil dengan usia yang normal (Stoppard, 2007).
Menurut Prawirohardjo (2005), dalam kurun waktu reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-30 tahun. Kematian maternal pada wanita hamil dan melahirkan pada usia dibawah 20 tahun ternyata 2-5 kali lebih tinggi pada kematian maternal yang terjadi pada usia 20-29 tahun karena pada usia dibawah 20 tahun endometrium masih belum matang sehingga belum siap menerima hasi konsepsi. Dan kematian maternal meningkat kembali sesudah usia 30-35 tahun karena alat reproduksi sudah mengalami atrofi sehingga mudah terjadi perdarahan dan mengakibatkan sejumlah komplikasi seperti plasenta previa
Sedangkan menurut Indriati (2008), usia 18-25 tahun, dilihat dari sisi biologis merupakan saat terbaik untuk hamil dan bersalin. Pada usia ini organ-organ tubuh sudah berfungsi dengan baik dan belum ada penyakit-penyakit degeneratif dan daya tahan tubuh masih kuat sehingga dapat mengalami kehamilan dengan baik dan proses pemulihan pasca persalinan berlangsung lebih cepat dan resiko keguguran lebih rendah.
Secara kejiwaan usia dibawah 18 tahun belum siap atau terjadi kehamilan yang tidak direncanakan atau diinginkan. Kehamilan atau kehadiran anak dalam kondisi ini akan menyebabkan tekanan dalam hubungan pasutri secara emosi usia dibawah 18 tahun masih labil. Usia ini dapat berpengaruh pada kehamilan dan persalinan. Usia ibu yang baik untuk hamil adalah 18-35 tahun sedangkan usia ibu yang beresiko untuk hamil dan bersalin adalah umur ibu kurang dari 18 tahun dan usia ibu lebih dari 35 tahun.
Kematangan emosi dan kejiwaan yang kurang serta fungsi fisiologis yang belum optimal sehingga lebih sering menimbulkan komplikasi yang tidak diinginkan selama kehamilan, sebaliknya pada usia ibu yang telah tua telah terjadi kemunduran fungsi fisiologis (Indriati, 2008).
Pendidikan (Widianingrum, 2000)
Menurut UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat
Pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti didalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau perubahan kearah yang lebih dewasa lebih baik dan lebih matang pada diri individu, kelompok atau masyarakat (Stoppard, 2007)
Menurut UU Sisdiknas No.20 tahun 2003, Pendidikan di Indonesia mengenal tiga jenjang pendidikan, yaitu :
Pendidikan dasar (SD/Sederajat dan SLTP/Sederajat)
Pendidikan menengah (SMU/Sederajat)
Pendidikan tinggi (DIII/Perguruan Tinggi)
Dengan adanya pendidikan setiap ibu hamil akan dapat memahami apa yang harus dilakukan dengan kehamilannya dan dapat menangkap secara cepat informasi atau pengetahuan yang memberikan pengaruh positif daya fikir ibu hamil yang akan mendorong mereka untuk hidup sehat (Rustam, 2000).
Pekerjaan (Widianingrum, 2000)
Pekerjaan adalah pencarian barang yang terjadi untuk sesuatu pokok penghidupan yang dilakukan untuk mendapatkan nafkah (BKKBN, 2002)
Ibu atau istri bekerja adalah ibu yang bekerja atau melaksanakan kegiatan dengan tujuan untuk memperoleh penghasilan, sedangkan ibu rumah tangga (IRT) adalah ibu yang tidak memiliki penghasilan dan menjalankan pekerjaan rumah tangga seperti mencuci, memasak, mengurus anak dan lain-lain (BKKBN, 2002).
Kebanyakan ahli medis percaya bahwa ibu tidak boleh terus bekerja setelah minggu ke-32, ini adalah perkiraan waktu ketika pekerjaan sangat membebani jantung, paru-paru dan organ-organ vital lainnya seperti ginjal dan hati sehingga terjadi ketegangan fisik yang amat besar pada tulang, tulang sendi dan otot-otot ibu yang menyebabkan ibu merasa lelah dan merasa sulit untuk bekerja. Apapun pekerjaannya ibu harus menyesuaikan dengan rutinitas kesehariannya. Ketika kehamilan bertambah besar ibu akan kehilangan kegesitannya dan bekerja dalam waktu yang lama dan tidur terlalu malam hanya akan membuat ibu lelah (Stoppard, 2007)
Ibu yang berprofesi sebagai wanita karir mempunyai kesibukan diluar rumah tangga harus bisa menjaga kesehatannya dan janin dalam kandungannya dengan baik. Ibu hamil yang berprofesi sebagai wanita karir tidak mempunyai waktu yang banyak untuk beristirahat dibanding dengan ibu hamil yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga.
Penelitian menunjukkan bahwa pada wanita yang bekerja diluar rumah juga bertanggung jawab untuk pekerjaan rumah tangganya mempunyai resiko 5 kali resiko komplikasi yang lebih besar. Resiko keguguran meningkat 2 sampai 3 kali pada wanita yang mempunyai pekerjaan dengan tingkat stres yang lebih tinggi (Stoppard, 2007)
Adapun jenis-jenis pekerjaan adalah sebagai berikut :
Pegawai
Adalah jenis pekerjaan yang memiliki penghasilan tetap (mendapat gaji/upah) karena bekerja baik di instansi pemerintah, kantor atau perusahaan swasta ataupun bekerja dengan perorangan seperti pembantu rumah tangga dan lain-lain.
Ibu wirausaha
Yaitu kegiatan yang dikelola oleh ibu sendiri yang bersifat ekonomi produktif secara berkesinambungan (pada sektor pertanian, industri kecil, jasa dan perdagangan) yang memerlukan modal berupa uang atau barang yang dapt memperoleh keuntungan (BKKBN, 2002).
Pendapatan (Widianingrum, 2000)
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai pendapatan maka ada baiknya penulis mengemukakan beberapa ahli, antara lain Simanjuntak (2005) mengemukakan bahwa pendapatan yaitu: “Semua penghasilan yang diterima oleh setiap orang dalam kegiatan ekonomi pada suatu periode. Pendapatan adalah penghasilan yang berupa upah atau gaji, bunga, denda, keuntungan, dan suatu arus uang yang diukur pada suatu periode waktu tertentu”.
Selanjutnya Winardi (2006) berpendapat bahwa yang dimaksud dengan pendapatan adalah Cara normal untuk memperoleh suatu pendapatan terdiri dari pada tindakan melakukan prestasi ekonomi bernilai dengan perkataan lain. Dengan jalan menyelenggarakan jasa-jasa atau produksi benda-benda untuk mana terdapat permintaan yang bertenaga.
Jenis-Jenis Pendapatan
Dengan bertolak pada beberapa batasan pendapatan yang telah dikemukakan di atas, maka garis besarnya pendapatan dapat dibagi atas dua jenis yaitu :
Pendapatan nasional
Bila pendapatan National dilihat uang muka dapat disebut produksi nasional (National Product), yakni, seluruh penghasilan yang diterima golongan masyarakat pemilik faktor-faktor produksi, yakni pemilik tanah, tenaga kerja, modal dan pemimpin dalam waktu tertentu.
Pendapatan perseorangan
Pendapatan perseorangan (Personal Income) yakni seluruh penghasilan yang diterima oleh masing-masing individu dalam kegiatan ekonomi pada suatu periode tertentu. Yakni selama satu tahun. Personal income dapat dibedakan menurut nilai yang diterima yakni :
Pendapatan nominal, yakni pendapatan yang dinyatakan dalam bentuk sejumlah uang.
Pendapatan riil (nyata) yakni pendapatan sejumlah barang dan jasa yang dapat dibeli dengan pendapatan normal.
Berdasarkan kedua jenis pendapatan yang telah dikemukakan, maka dalam penelitian ini jenis pendapatan yang digunakan adalah pendapatan perseorangan atau lazim disebut pendapatan perkapita (personal income).
Pendapatan seseorang yang diperoleh dari hasil bekerja diatur dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 05/Men/1989 tanggal 29 Mei 1989 tentang Upah Minimum. Upah Minimum Regional adalah suatu standar minimum yang digunakan oleh para pengusaha atau pelaku industri untuk memberikan upah kepada pegawai, karyawan atau buruh di dalam lingkungan usaha atau kerjanya.
Penetapan upah dilaksanakan setiap tahun melalui proses yang panjang. Mula-mula Dewan Pengupahan Daerah (DPD) yang terdiri dari birokrat, akademisi, buruh dan pengusaha mengadakan rapat, membentuk tim survei dan turun ke lapangan mencari tahu harga sejumlah kebutuhan yang dibutuhkan oleh pegawai, karyawan dan buruh. Setelah survei di sejumlah kota dalam propinsi tersebut yang dianggap representatif, diperoleh angka Kebutuhan Hidup Layak (KHL). Berdasarkan KHL, DPD mengusulkan Upah Minimum Regional (UMR) kepada Gubernur untuk disahkan. Komponen kebutuhan hidup layak digunakan sebagai dasar penentuan upah minimum sesuai dengan biaya hidup setempat agar setiap pekerja mendapat jaminan untuk hidup yang layak secara minimal (Wikipedia, 2010).
UMR ditiap Provinsi berbeda tergantung oleh ketetapan DPD yang kemudian disahkan oleh Gubernur masing-masing Provinsi. Peraturan Gubernur Aceh Nomor 132 Tahun 2009 menetapkan untuk Provinsi Aceh UMR pada tahun 2010 sebesar Rp. 1.300.000,- (satu juta tiga ratus ribu rupiah) per bulan (http://allows.wordpress.com/2010).
Tingkat pendapatan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kunjungan kehamilan. Karena apabila seseorang memiliki tingkat pendapatan yang sesuai UMR maka kehidupannya dikatakan cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Namun pada kenyataannya angka kematian ibu di Provinsi Aceh masih mengkhawatirkan untuk itu pemerintah memberlakukan program Jaminan Kesehatan Aceh (JKA) ketika program ini diberlakukan terjadi peningkatan yang cukup signfikan pada kunjungan kehamilan (http://dinkes.acehprov.go.id/2010).
Asuhan Kehamilan (Antenatal care)
Pengertian
Menurut Prawirohardjo (2002), kehamilan merupakan suatu perubahan dalam rangka melanjutkan keturunan yang terjadi secara alami menghasilkan janin yang tumbuh dalam rahim ibu. Sedangkan menurut Saifuddin (2002), masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 10 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir.
Asuhan kehamilan adalah asuhan yang diberikan pada ibu hamil mulai konsepsi sampai dengan bayi lahir dengan selamat. Asuhan kehamilan dilakukan sejak ibu terlambat haid, sejak ibu merasa hamil dan sejak ibu pasti hamil (Purwita, 2009).
Asuhan antenatal adalah suatu program yang terencana berupa observasi, edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan (Handaya, 2008).
Tujuan Asuhan Kehamilan
Baru setengah abad ini diadakan pengawasan wanita secara teratur dan tertentu. Dengan usaha ini ternyata angka morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi jelas menurun. Pada pengawasan wanita hamil hubungan dan pengertian baik antara bidan dan wanita hamil tersebut harus ada. Sedapat mungkin wanita tersebut diberi pengertian sedikit tentang kehamilan yang sedang dikandungnya (Prawiroharjo, 2005).
Menurut Mochtar (2000), tujuan asuhan kehamilan dibagi menjadi tujuan khusus dan tujuan umum :
Tujuan Umum
Menyiapkan seoptimal mungkin fisik, mental ibu dan janin selama kehamilan, persalinan dan nifas sehingga didapatkan ibu dan anak yang sehat.
Tujuan Khusus
Mengenali dan dan menangani penyulit-penyulit yang mungkin dijumpai dalam kehamilan, persalinan dan nifas.
Mengenali dan mengobati penyakit-penyakit yang mungkin diderita sedini mungkin.
Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan anak
Memberikan nasehat tentang cara hidup sehari-hari selama masa kehamilan, persalinan, nifas, laktasi dan keluarga berencana
Jadwal kunjungan kehamilan
Menurut Abdul Bari Saifudin (2002), Setiap wanita hamil menghadapi resiko komplikasi yang bisa mengancam jiwanya. Oleh karena itu setiap wanita hamil memerlukan sedikitnya empat kali kunjungan selama periode antenatal dalam waktu sebagai berikut :
Satu kali kunjungan selama trimester I (mulai konsepsi sampai sebelum minggu 14).
Satu kali kunjungan selama trimester II (antara minggu 14-28).
Dua kali kunjungan selama trimester III (antara minggu 28-36 dan sesudah minggu ke 36).
Walaupun demikian, disarankan kepada ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya dengan jadwal : sampai dengan kehamilan 28 minggu periksa 4 minggu sekali, kehamilan 28-36 minggu perlu pemeriksaan dua minggu sekali, kehamilan 36-40 minggu satu minggu sekali. Bila ada masalah atau gangguan kehamilan ibu segera menemui petugas kesehatan profesional (bidan atau dokter) untuk penanganan lebih lanjut (Salmah, 2006).
Menurut Saifuddin (2002) untuk kelengkapan pelayanan antenatal selamjutnya meluputi 7T, yaitu : timbang berat badan dan ukur tinggi badan, pengukuran tekanan darah, pengukuran tinggi fundus uteri, pemberian imunisasi tetanus toxoid lengkap, pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama kehamilan, tes terhadap penyakit menular seksual dan temu wicara dalam rangka persiapan rujukan
Diagnosa Kehamilan
Diagnosa kehamilan pada trimester pertama dan trimester kedua didasarkan pada presumsi dan tanda kehamilan yang mungkin. Kehamilan terlihat ketika terdapat tanda-tanda positif yang dapat diamati. Sejarah, fisik pelvic dan penemuan laboratorium yang mendasari data itu digunakan untuk membuat suati hasil diagnoda kehamilan secara rinci dihubungkan dengan presumsi, kemungkinan dan tanda kehamilan positif. (Varney, 2003).
Berikut tanda-tanda kehamilan :
Tanda kemungkinan : amenorea (terlambat datang bulan), mual (nausea) dan muntah (emesis), ngidam, sinkope (pingsan), payudara tegang dan sering miksi.
Tanda tidak pasti
Rahim membesar, sesuai tuanya kehamilan
Pada pemeriksaan dalam dijumpai : tanda hegar (servik lunak), tanda chadwick (kebiru-biruan pada vagina), tanda piscaseks (uterus membesar ke salah satu jurusan), kontraksi braxton hicks (uterus berkontraksi jika dirangsang), teraba ballotement (lentingan janin).
Pemeriksaan tes biologis kehamilan positif. Sebagian kemungkinan positif palsu.
Tanda pasti
Gerakan janin dalam rahim, 18 minggu (primigravida) dan 16 minggu (multigravida).
Terlihat/teraba gerakan janin dan bagian-bagian janin. Pemeriksaan dengan rontgen untuk melihat kerangka janin.
Denyut jantung janin dapat didengar dengan stetoskop laenec (18-20 minggu), alat kardiografi, alat doppler dan dilihat dengan ultrasonografi. (Manuaba, 1999).
Kebutuhan dasar wanita hamil
Kebutuhan oksigenasi
Kebutuhan oksigenasi wanita hamil meningkat kira-kira 20% sehingga untuk mengetahui kebutuhannya, wanita hamil selalu bernafas lebih dalam dan bagian bawah toraknya juga melebar kesisi.
Nutrisi
Wanita hamil dan menyusui harus betul-betul mendapat perhatian susunan dietnya, terutama mengenai jumlah kalori, protein yang berguna untuk pertumbuhan janin dan kesehatan ibu. Kekurangan nutrisi selama hamil dapat menyebabkan anemia, partus prematurus, inertia uteri, perdarahan pasca persalinan, sepsis puerpuralis dan lain-lain.
Kebersihan diri
Mandi diperlukan untuk kebersihan/higien terutama perawatan kulit, karena fungsi ekskresi dan keringat bertambah. Perawatan gigi dapat dilakukan dengan menyikat gigi minimal 2 kali dalam sehari dan ibu hamil sebaiknya mengenakan pakaian yang longgar, bersih dan tidak ada ikatan (Prawirohardjo, 2006).


Perawatan payudara
Pakaian dalam yang dipakai harus sesuai dengan pembesaran payudara yang sifatnya adalah menyokong payudara dari bawah “suspension” bukan menekan dari depan. Bila puting susu masuk kedalam, hal ini diperbaiki dengan menarik-narik keluar (Salmah, 2006)
Istirahat dan tidur
Jadwal istirahat dan tidur perlu diperhatikan dengan baik, karena istirahat dan tidur yang teratur dapat meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani untuk kepentingan perkembangan dan pertumbuhan janin (Manuaba, 2000).
Pekerjaan
Hindari pekerjaan yang membahayakan atau terlalu berat. Berhubungan dengan radiasi dan bahan kimia, terutama pada usia kehamilan muda. Kegunaan gerak badan adalah sirkulasi darah menjadi baik, nafsu makan bertambah, pencernaan lebih baik dan tidur lebih nyenyak. Dianjurkan berjalan-jalan pada pagi hari dalam udara masih segar (Salmah, 2006).
Imunisasi
Terutama imunisasi tetanus toxoid untuk melindungi janin terhadap penyakit tetanus neonatorum, imunisasi dilakukan pada trimester I/II pada kehamilan 3-5 bulan dengan interval minimal 4 minggu.
Senggama
Bila dalam anamnesis ada abortus sebelum kehamilan yang sekarang, sebaiknya koitus ditunda sampai kehamilan 16 minggu. Pada waktu itu plasenta telah terbentuk, serta kemungkinan abortus menjadi lebih kecil.
Pada umumnya koitus diperbolehkan pada masa kehamilan jika dilakukan dengan hati-hati. Pada akhir kehamilan, jika kepala sudah masuk kedalam rongga panggul, koitus sebaiknya dihentikan karena dapat menimbulkan perasaan sakit dan perdarahan (Prawirohardjo, 2006).
Persiapan laktasi
Salah satu tujuan persiapan persalinan adalah meningkatkan kesehatan optimal segera diberikan laktasi. Untuk mempersiapkan laktasi, perlu dilakukan persiapan perawatan untuk persiapan laktasi (Manuaba, 2000).








BAB III
METODE PENELITIAN
Kerangka Konsep
Menurut Widianingrum (2000), karakteristik adalah ciri-ciri dari individu yang terdiri dari demografi seperti jenis kelamin, umur serta status social, tingkat pendidikan, pekerjaan, ras, status ekonomi (pendapatan) dan sebagainya. Karena keterbatasan pengetahuan dan waktu, maka peneliti hanya mengambil beberapa variabel untuk diteliti yaitu sebagai berikut :
Variabel Independen

Variabel Dependen





Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan deskriftif dengan pendekatan Cross Sectional. Menurut Notoatmodjo (2005), penelitian deskriptif adalah "Suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama membuat gambaran tentang suatu keadaan secara objektif". Penelitian dengan pendekatan Cross Sectional menurut Ferry (2009), adalah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika kolerasi antara faktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat.
Dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran karakteristik ibu hamil yang memeriksakan kehamilan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemerintah Aceh Tahun 2010.
Variabel Penelitian
Variabel yang diteliti pada penelitian ini yaitu variabel independen yaitu karakteristik yang terdiri dari umur, pendidikan, pekerjaan dan pendapatan sedangkan variabel dependen yaitu ibu hamil yang memeriksakan kehamilan.
Populasi, Sampel dan Tekhnik Sampling
Populasi
Populasi dalam penelitian adalah semua ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya di Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemerintah Aceh Tahun 2010 periode Januari - Juni 2010 yaitu berjumlah 2.455 orang.
Sampel
Pada penelitian ini sampel yang diambil adalah ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya di Rumah Sakit Ibu dan Anak Banda Aceh.
Rumus untuk menentukan besar sampel menurut Slovin (Notoatmodjo, 2003) adalah sebagai berikut :


Keterangan :
N = Besar populasi
n = Besar sampel
d = Tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan
Berdasarkan rumus tersebut didapati :
n= 2.455/(1+2455(0,1)2)
= 2.455/(1+2455(0,01))
= 2.455/25,55=96,08=96
Maka sampel dari populasi dalam penelitian ini berjumlah 96 orang.
Tekhnik Sampling
Penelitian ini menggunakan tekhnik pengambilan sampel random/probability sampling yaitu tekhnik accidental sampling.
Menurut Sugiyono (2004:77) accidental sampling adalah mengambil responden sebagai sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja ibu hamil yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti ditempat penelitian pada saat penelitian berlangsung maka akan dijadikan resposden. Teknik ini dilakukan karena keterbatasan waktu, tenaga, dan dana sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh.
Definisi Operasional
Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional berdasarkan karakterisktik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek. (Alimul, H. 2002)
No Variabel Penelitian Definisi Operasional Cara Pengukuran Alat Ukur Skala Ukur Hasil
Variabel Dependen
1. Karakteristik
Ciri-ciri dari individu terdiri dari jenis kelamin, umur, pendidikan, pekerjaan dan pendapatan. Wawancara Kuesioner
Jumlah pertanyaan 4
Ordinal Umur
Pekerjaan
Pendidikan
Variabel Independen
1 Umur Lama hidup ibu hamil saat dilakukan penelitian Wawancara
Beresiko bila : usia < 20 atau > 35 tahun
Tidak beresiko bila : usia 20-35 tahun Kuesioner
1 pertanyaan
Ordinal Beresiko
Tidak beresiko
Pendidikan Tingkat pendidikan formal yang telah diselesaikan ibu hamil Wawancara
Tinggi: Tamatan D3/PT
Menengah: Tamatan SMU/Sederajat
Dasar : Tamatan SD/ SLTP Sederajat Kuesioner
1 pertanyaan
Ordinal Tinggi
Menengah
Dasar
Pekerjaan Segala usaha yang dilakukan ibu hamil yang dapat menghasilkan uang Wawancara
Bekerja : bila ibu hamil memiliki pekerjaan
Tidak Bekerja : bila ibu tidak memiliki pekerjaan
Kuesioner
1 pertanyaan
Nominal Bekerja
Tidak Bekerja
Pendapatan Jumlah pendapatan yang diperoleh selama satu bulan. Wawancara
Sesuai UMR :
Bila pendapatan per bulan ≥ Rp. 1.300.000,00
Tidak sesuai UMR
Bila pendapatan per bulan < Rp. 1.300.000,00 Kuesioner
1 pertanyaan
Nominal Sesuai UMR
Tidak sesuai UMR

Alat dan Metode Pengambilan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuesioner (angket). Untuk memperoleh data angket disebarkan kepada responden kemudian diisi sesuai diri responden dengan masing-masing 1 pertanyaan tentang umur, pekerjaan, pendidikan dan pendapatan.
Metode Pengolahan Data dan Analisis Data
Metode Pengolahan Data
Setelah data yang diperlukan dalam penelitian ini terkumpul, maka dilakukan tahap pengolahan data yang melalui tahap sebagai berikut (Notoatmodjo, 2005).
Seleksi Data (Editing)
Pada tahap ini, mengumpulkan dan memeriksa data kuisioner yang ada lalu diperiksa apakah data yang ada sesuai dengan jumlah sampel dan apakah cara pengisian sudah benar atau terdapat kekeliruan.
Pemberian Kode (Coding)
Setelah dilakukan editing, selanjutnya memberikan kode-kode tertentu pada tiap-tiap data sehingga memudahkan dalam melakukan analisis data.
Pengelompokkan Data (Tabulating)
Pada tahap ini, jawaban-jawaban responden yang sama dikelompokkan dengan teliti dan teratur lalu dihitung dan dijumlahkan, kemudian dituliskan dalam bentuk tabel-tabel.
Analisis Data
Penelitian ini menggunakan analisa data deskriftif, yaitu memberikan gambaran tentang kondisi suatu objek tanpa membuat suatu perbandingan. Analisa yang digunakan adalah analisa univariat dengan menghitung distribusi frekuensi dan proporsi tiap variabel yang akan diteliti.






BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian
Penelitian ini dilakukan di Poli Kebidanan Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemerintah Aceh Tahun 2010. Penelitian ini dilakukan selama 5 hari mulai dari tanggal 22 Oktober 2010 sampai 27 Oktober 2010. Berikut ini akan disajikan hasil penelitian dari 96 responden dalam bentuk distribusi tabel.
Karakteristik Berdasarkan Umur
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa ibu hamil yang memeriksakan kehamilan di Poli Kebidanan Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemerintah Aceh Tahun 2010 ditinjau dari umur dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Umur Ibu Hamil Yang Memeriksakan Kehamilan Di Poli Kebidanan Rumah Sakit Ibu dan Anak
Pemerintah Aceh Tahun 2010

No. Umur Frekuensi %
1. Beresiko 20 20,8
2. Tidak Beresiko 76 79,2
Jumlah 96 100
Sumber : Data Primer (diolah tahun 2010)

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa ditemukan 76 (79,2%) ibu hamil dengan kategori umur tidak beresiko yang memeriksakan kehamilan di Poli Kebidanan Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemerintah Aceh Tahun 2010.

Karakteristik Berdasarkan Pendidikan
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa ibu hamil yang memeriksakan kehamilan di Poli Kebidanan Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemerintah Aceh Tahun 2010 ditinjau dari pendidikan dapat dilihat sebagai berikut.
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Pendidikan Ibu Hamil Yang Memeriksakan Kehamilan Di Poli Kebidanan Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemerintah Aceh Tahun 2010

No. Pendidikan Frekuensi %
1. Tinggi 23 24,0
2. Menengah 56 58,3
3. Dasar 17 17,7
Jumlah 96 100
Sumber : Data Primer (diolah tahun 2010)

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa ditemukan 56 (58,3%) ibu hamil dengan kategori pendidikan menengah yang memeriksakan kehamilan di Poli Kebidanan Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemerintah Aceh Tahun 2010.

Karakteristik Berdasarkan Pekerjaan
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa ibu hamil yang memeriksakan kehamilan di Poli Kebidanan Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemerintah Aceh Tahun 2010 ditinjau dari pekerjaan dapat dilihat sebagai berikut :


Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Pekerjaan Ibu Hamil Yang Memeriksakan Kehamilan Di Poli Kebidanan Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemerintah Aceh Tahun 2010

No. Pekerjaan Frekuensi %
1. Bekerja 31 32,3
2. Tidak Bekerja 65 67,7
Jumlah 96 100
Sumber : Data Primer (diolah tahun 2010)

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa ditemukan 65 (67,7%) ibu hamil dengan kategori tidak bekerja yang memeriksakan kehamilan di Poli Kebidanan Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemerintah Aceh Tahun 2010.
Karakteristik Berdasarkan Pendapatan
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa ibu hamil yang memeriksakan kehamilan di Poli Kebidanan Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemerintah Aceh Tahun 2010 ditinjau dari pendapatan dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Pendapatan Ibu Hamil Yang Memeriksakan Kehamilan Di Poli Kebidanan Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemerintah Aceh Tahun 2010

No. Pendapatan Frekuensi %
1. Sesuai UMR 14 45,2
2. Tidak Sesuai UMR 17 54,8
Jumlah 31 100
Sumber : Data Primer (diolah tahun 2010)

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa ditemukan 17 (54,8%) ibu hamil dengan kategori pendapatan tidak sesuai UMR yang memeriksakan kehamilan di Poli Kebidanan Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemerintah Aceh Tahun 2010.
Pembahasan
Hasil penelitian mengenai karakteristik ibu hamil yang memeriksakan kehamilan di Poli Kebidanan Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemerintah Aceh Tahun 2010 adalah sebagai berikut :
Karakteristik Berdasarkan Usia
Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa ditemukan 76 (79,2%) ibu hamil dengan kategori umur tidak beresiko yang memeriksakan kehamilan di Poli Kebidanan Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemerintah Aceh Tahun 2010.
Menurut Stopard (2007), usia merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kehamilan, semakin tua usia pada saaat hamil ibu membutuhkan perhatian khusus terhadap kehamilannya. Begitupun menurut Prawirohardjo (2005), dalam kurun waktu reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-30 tahun. Kematian maternal pada wanita hamil dan melahirkan pada usia dibawah 20 tahun ternyata 2-5 kali lebih tinggi pada kematian maternal yang terjadi pada usia 20-29 tahun. Hasil penelitian ini didukung pula oleh hasil penelitian Jufridawati yang menyatakan bahwa usia 20 sampai 35 tahun paling banyak memeriksakan kehamilan.
Peneliti dapat menyimpulkan bahwa ibu hamil dengan kategori usia tidak beresiko yaitu usia 20-35 tahun lebih banyak memeriksakan kehamilan. Usia tersebut merupakan usia yang paling baik untuk kehamilan. Kematian maternal pada wanita hamil dan melahirkan pada usia dibawah 20 tahun lebih tinggi karena pada usia tersebut endometrium masih belum matang sehingga belum siap menerima hasil konsepsi. Dan kematian maternal meningkat kembali sesudah usia 30-35 tahun karena alat reproduksi sudah mengalami atrofi sehingga mudah terjadi perdarahan dan mengakibatkan sejumlah komplikasi.
Karateristik Berdasarkan Pendidikan
Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa ditemukan 56 (58,3%) ibu hamil dengan kategori pendidikan menengah memeriksakan kehamilan di Poli Kebidanan Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemerintah Aceh Tahun 2010.
Menurut Rustam (2000) bahwa dengan adanya pendidikan setiap ibu hamil akan dapat memahami apa yang harus dilakukan dengan kehamilannya dan dapat menangkap secara cepat informasi atau pengetahuan yang memberikan pengaruh positif daya fikir ibu hamil yang akan mendorong mereka untuk hidup sehat. Hasil penelitian ini di dukung oleh peneliti Jufridawati bahwa ibu hamil dengan pendidikan menengah lebih banyak memeriksakan kehamilannya.
Peneliti dapat menyimpulkan bahwa ibu hamil dengan kategori pendidikan menengah lebih banyak memeriksakan kehamilan. Hal ini dikarenakan ibu hamil yang berpendidikan menengah dan tinggi lebih cepat menangkap informasi atau pengetahuan yang didapat dan lebih memahami pentingnya pelayanan antenatal care yang secara rutin dan teratur sementara ibu hamil berpendidikan rendah masih banyak yang belum mengerti pentingnya memeriksa kehamilan pada tenaga kesehatan.
Karateristik Berdasarkan Pekerjaan
Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa ditemukan 65 (67,7%) ibu hamil dengan kategori tidak bekerja yang memeriksakan kehamilan di Poli Kebidanan Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemerintah Aceh Tahun 2010.
Depdikbud (2003) mengemukakan pekerjaaan adalah sesuatu yang dilakukan atau tugas dan kewajiban yang dapat menghasilkan pendapatan. Seiring dengan pernyataan BKKBN (2002) Ibu atau istri bekerja adalah ibu yang bekerja atau melaksanakan kegiatan dengan tujuan untuk memperoleh penghasilan, sedangkan ibu rumah tangga (IRT) adalah ibu yang tidak memiliki penghasilan dan menjalankan pekerjaan rumah tangga seperti mencuci, memasak, mengurus anak dan lain-lain. Hasil penelitian ini didukung oleh peneliti Jufridawati yang menyimpulkan bahwa ibu hamil dengan kategori tidak bekerja lebih banyak memeriksakan kehamilannya.
Peneliti menyimpulkan bahwa hasil terbanyak ibu hamil yang memeriksakan kehamilan berada pada kategori tidak bekerja. Karena lebih banyak mempunyai waktu untuk memeriksakan kehamilannya kepada tenaga kesehatan sementara ibu hamil yang bekerja tidak mempunyai banyak waktu untuk memeriksakan kehamilannya karena kesibukannya bekerja diluar rumah.
Karateristik Berdasarkan Pendapatan
Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa ditemukan 17 (54,8%) ibu hamil dengan kategori pendapatan tidak sesuai UMR yang memeriksakan kehamilan di Poli Kebidanan Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemerintah Aceh Tahun 2010.
Menurut Notoatmodjo (2003) tingkat pendapatan berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan maupun pencegahan. Begitupun menurut Maulana (2006) ekonomi juga selalu menjadi faktor penentu dalam proses kehamilan sehat, keluarga dengan ekonomi yang cukup dapat memeriksa kehamilannya secara rutin. Merencanakan persalinan ditenaga kesehatan dan melakukan persiapan lainnya dengan baik. Dengan adanya perencanaan yang baik dari awal, kehamilan dan persalinan pun berjalan baik.
Peneliti menyimpulkan ibu hamil yang bekerja dengan kategori pendapatan dibawah UMR lebih banyak memeriksakan kehamilan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ibu dengan pendapatan dibawah UMR juga memiliki kemampuan yang sama dengan ibu hamil yang berpendapatan sesuai UMR dalam hal memeriksakan kehamilannnya di tenaga kesehatan.


BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Setelah dilakukan penelitian tentang karakteristik ibu hamil yang memeriksakan kehamilan di Poli Kebidanan Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemerintah Aceh Tahun 2010, penulis dapat mengambil kesimpulan :
Hasil penelitian tentang umur ibu hamil yang memeriksakan kehamilan dengan kategori umur tidak beresiko ditemukan sebanyak 76 responden (79,2%).
Hasil penelitian tentang pendidikan ibu hamil yang memeriksakan kehamilan dengan kategori pendidikan menengah ditemukan sebanyak 56 responden (58,3%).
Hasil penelitian tentang pekerjaan ibu hamil yang memeriksakan kehamilan dengan kategori tidak bekerja ditemukan sebanyak 65 responden (67,7%).
Hasil penelitian tentang pendapatan ibu hamil yang memeriksakan kehamilan dengan kategori pendapatan sesuai UMR ditemukan sebanyak 14 responden (45,2%).
Saran
Kepada tenaga kesehatan di rumah sakit ibu dan anak agar lebih sering memberikan informasi kepada masyarakat khususnya ibu hamil tentang pentingnya memeriksa kehamilan secara rutin.
Kepada tenaga kesehatan agar menganjurkan ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya sedini mungkin untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai dengan standar minimal yang telah ditetapkan dengan ketentuan :
Satu kali kunjungan selama trimester I (0-14 minggu)
Satu kali kunjungan selama trimester II (antara 14-28 minggu)
Dua kali kunjungan selama trimester III (antara 28-36 minggu dan sesudah 36 minggu).

1 komentar:

  1. Halo, nama saya Victoria Alberto, korban penipuan di tangan kreditur palsu. saya telah kehilangan sekitar Rp45000.00 karena saya butuh modal besar Rp200,000.00. i hampir mati, saya tidak punya tempat untuk pergi. bisnis saya hancur, dan dalam proses saya kehilangan anak saya. saya tidak bisa berdiri ini terjadi lagi. Maret 2016, saya bertemu dengan seorang teman yang memperkenalkan saya ke ibu yang baik, Mrs Olivia Daniel, yang pada akhirnya membantu saya mengamankan pinjaman di sebuah perusahaan. ibu yang baik saya ingin menggunakan kesempatan ini untuk mengucapkan terima kasih, dan semoga Tuhan terus memberkati Anda. saya juga ingin menggunakan kesempatan ini untuk nasihat sesama orang Indonesia, bahwa ada banyak scammers luar sana, jadi jika Anda membutuhkan pinjaman, dan ingin mengamankan pinjaman cepat, hanya mendaftar melalui Mrs Olivia Daniel melalui email: (oliviadaniel93@gmail.com ). Anda juga dapat menghubungi saya melalui email ini: (victoriaalberto78@gmail.com). jika Anda memiliki keraguan. silahkan dia adalah satu-satunya orang yang dapat diandalkan dan dapat dipercaya.
    Terima kasih.

    BalasHapus